Setelah 5 Tahun Dicari, Akhirnya Menemukan Kodok Merah Langka di Gunung Salak

Hallo pop-pop gengs, apakah kalian spesies Kodok Merah?? atau bahasa ilmiahnya Leptophtyne Cruentata. Pasti teman-teman banyak yang tidak mengetahui spesies Kodok ini dikarenakan memang spesies Kodok Merah ini sduah terancam punah teman-teman.

Setelah 5 tahun dicari keberadaannya, spesies Kodok Merah kembali ditemukan kembali di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Kabar yang membahagiakan ini datang dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang berhasil ditemukan kembali spesies yang sudah hampir punah tersebut.

Satwa yang sudah dikategorikan langka tersebut adalah salah satunya spesies kodok yang didaftar hewan yang dilindungi dalam PP No 7 Tahun 1999. Hewan dengan nama latin Leptophtyne Cruentata ditemukan pada tahun 2020 silam. Terhakhir, Kodok tersebut juga terlihat di tahum 2021. Menurut pihak TNGHS penantian munculnya Kodok Merah ini itu sudah sekitar 5 tahunan terakhir.

“Juni tahun 2020 ketika memasuki masa Pandemi COVID-19, kami bersama tim survey bersama-teman-teman TNGHS menemukan kodok merah atau kodok darah itu di kawasan TNGHS yang memang dinyatakan ini satu-satunya jenis kodok yang dilindungi. Sejak 5 tahun itu tidak ditemukan keberadaanya,” kata Munawir, Direktur Perencanaan Kawasan Konservasi KLHK kepada detikJabar, Rabu (13/7/2022).

Baca Juga : 5 Manfaat Susu Kedelai

Spesies ini pertama menampakan diri di Blok Loji saat sedang dilakukan survey disana.Tapi tidak hanya di Blok situ saja, pas pindah lokasi survey di blok lain juga ditemukanjuga spesies yang sama.

Nah kemudian akhirnya ketemu kawan-kawan itu pertama ketemu di Blok Loji, ketemu si kodok ini tentu kita senang karena waktu itu dinyatakan sudah enggak ketemu. Kita saat itu sempat publish di web kita kembali menemukan setelah 5 tahun tidak ditemukan,” ungkap Munawir.

KENAPA KODOK MERAH INI HANYA DITEMUKAN DI TNGHS ?

Sudah pasti karena faktor karena lingkungan, jadi terbukti di Taman Nasional Gunung Halimun Salak masih terjaga ekosistemnya dan tidak tercemar.

Munawir juga mengatakan “Kodok jenis ini menjadi penanda masih alaminya atau bagusnya suatu ekosistem. Jadi kehadiran kodok itu di tempat tersebut itu menandakan bahwa daerah itu tidak tercemar daerah itu bersih, nah dia tidak akan bisa hidup di tempat yang daerah itu tercemar alias tidak terjaga kelestariannya”